Bersiap Kembangkan Kawasan Industri Hijau di Lebak, Kemenperin Minta Terapkan Konsep Smart-Eco Industrial Park

Bogor – Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Lebak menghadiri FGD Analisis Temuan Awal Pengembangan Kawasan Industri (KI) Hijau di Kabupaten Lebak yang diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/BKPM di Swiss Belinn Bogor, Rabu (6/4). FGD ini turut dihadiri unsur dari pemerintah pusat yaitu Kemenperin, BPIW KemenPUPR, dan KemenATR/BPN, pemerintah provinsi yaitu Bappeda dan DPMPTSP serta Bank Indonesia Perwakilan Banten.

Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan BKPM, Noor Fuad Fitrianto, menyampaikan latar belakang pentingngnya mempersiapkan masterplan dan rekomendasi kebijakan untuk pengembangan KI hijau di Kabupaten Lebak ini. “Sesuai arahan Presiden dan Menteri BKPM RI bahwa target investasi untuk tahun 2022 dan 2023 masing-masing mencapai 1.200 T dan 1.900 T. Oleh karena itu, BKPM perlu berinovasi untuk menarik investasi sebesar-besarnya sebab investasi ini menjadi pilar penting untuk pertumbuhan dan pemulihan ekonomi pasca pandemi,” kata Noor Fuad. Beliau menjelaskan alasan pengembangan KI hijau di Lebak ini dikarenakan keberadaan infrastruktur PSN jalan tol Serang-Panimbang yang keberadaannya harus ditopang selaras dengan perkembangan sektor riil dan mengacu pada kontribusi sektor industri Banten mampu menyumbang 6-7% PDB Nasional.

Perwakilan dari Kemenperin, Niken Tri Wulandari, menekankan agar konsep Smart-Eco Industrial Park dapat diterapkan dalam membangun KI ke depan. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian pemda dalam mempersiapkan KI selain harus mengacu pada Permenperin 40/2016 juga memperhatikan kebutuhan tenaga kerja, pergerakan orang/barang, kebutuhan lahan, dan kebutuhan infrastruktur penunjang yang akan meningkat.

Dari hasil kajian awal tim tenaga ahli disebutkan bahwa tiga lokasi potensial untuk dipilih sebagai lokasi indikatif yaitu KPI Cileles, KPI Cikulur, dan KPI Rangkasbitung. Hasil ini belum final dikarenakan masih ada bobot penilaian yang perlu dilengkapi seperti kriteria jaringan energi dan kelistrikan, kondisi lahan, dan ketersediaan tenaga kerja,” jelas Rienna Oktarina. “Dengan melihat potensi ketersediaan lahan dan basis ekonominya maka Industri yang dapat hadir di Banten Selatan yaitu agroindustri,” ungkap Purwanto selaku Kepala Tim Implementasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) BI Banten.